Info

SELAMAT DATANG

Selamat datang di DarkMeUp - saya senang Anda berada di sini, dan berharap Anda sering datang kembali. Silakan Berlama - Lama di sini dan membaca lebih lanjut tentang artikel yang tidak seberapa ini .Ada banyak hal tentang kami, Anda mungkin akan menemukan sesuatu yang menarik

Sekilas Tentang DarkMeUp

Aku bukan siapa-siapa, cuma hanya ingin berexperiment tentang sesuatu web, hosting, desingning, baik HTML, maupun PHP. ^_^...

Friday, March 6, 2009

Free Download Software Disini

di bawah ni adalah daftar software2 yang menurut saya berguna buat kalian semua

Segera !

tunggulah sebentar lagi akan ada tempat download program2 menarik yang menurut saya cukup membantu dalam mengelola OS anda ^_^

Potensi Desa dan Permasalahannya

Judul : Potensi Desa dan Permasalahannya

Isi :
HALAMAN JUDUL, HALAMAN PENGESAHAN, MOTTO , KATA PENGANTAR, DAFTAR ISI, BAB I PENDAHULUAN , A. Latar Belakang , B. Rumusan Masalah, BAB II PEMBAHASAN, A. Pengertian DAS, B. Hakekat DAS sebagai Dasar Dalam Pengelolaannya, C. Dasar-Dasar Pengelolaan DAS, D. Data Dasar Yang Diperlukan Dalam Pengelolaan DAS, BAB III PENUTUP, A. Kesimpulan, B. Saran , DAFTAR PUSTAKA.



Rangkuman :
A. Pengertian DAS
Pengertian daerah aliran sungai (DAS) adalah keseluruhan daerah kuasa (regime) sungai yang menjadi alur pengatus (drainage) utama. Pengertian DAS sepadan dengan istilah dalam bahasa Inggris drainage basin, drainage area, atau river basin. Sehingga batas DAS merupakan garis bayangan sepanjang punggung pegunungan atau tebing/bukit yang memisahkan sistem aliran yang satu dari yang lainnya. Dari pengertian ini suatu DAS terdiri atas dua bagian utama daerah tadah (catchments area) yang membentuk daerah hulu dan daerah penyaluran air yang berada di bawah daerah tadah.
Pengelolaan sumber daya biasanya sudah menjadi keharusan manakala sumber daya tersebut tidak lagi mencukupi kebutuhan manusia maupun ketersediaannya melimpah. Pada kondisi dimana sumber daya tidak mencukupi kebutuhan manusia pengelolaan DAS dimaksudkan untuk mendapatkan manfaat sebaik-baiknya dari segi ukuran fisik, teknik, ekonomi, sosial budaya maupun keamanan-kemantapan nasional. Sedangkan pada kondisi dimana sumber daya DAS melimpah, pengelolaan dimaksudkan untuk mencegah pemborosan.
Banyak definisi tentang sumber daya (resource) seperti obtainable reserve supply of desirable thing (suatu persediaan barang yang diperlukan, berupa suatu cadangan yang dapat diperoleh). Pengertian sumber daya selalu menyangkut manusia dan kebutuhannya serta usaha atau biaya untuk memperolehnya. Oleh karena berkaitan dengan kebutuhan manusia, maka sumber daya mempunyai arti nisbi (relative).
Atas dasar kehadirannya, sumber daya dapat dipilahkan ke dalam dua kelompok : (1) sumber daya alam dan (2) sumber daya buatan manusia. Ada juga yang menggolongkan sumber daya atas dasar kemantapannya terhadap kegiatan manusia : (1) sumber daya yang sangat mantap, (2) sumber daya yang cukup mantap dan (3) sumber daya yang tidak mantap. Suatu sumber daya tertentu dapat mempunyai nilai kemantapan beragam, tergantung dari gatranya yang diperhatikan. Misalnya, tanah sebagai tubuh alam mempuyai nilai kemantapan daripada kesuburannya. Mutu air jauh lebih mudah goyah daripada jumlahnya. Manusia secara jelas tidak dapat mengubah volume udara dalam atmosfer akan tetapi dia secara nisbi mudah mencemarkannya.
Selain itu, ada yang menggolongkan sumber daya atas kemampuannya untuk memperbaiki diri (self restoring). Dalam hal ini sumber daya dibagi ke dalam dua kategori: (1) terbarukan (renewable), seperti udara, air tanah, hutan dan ikan. Memang ditinjau secara local atau setempat, air tanah, hutan, dan ikan dapat menyusut atau habis. Akan tetapi secara keseluruhan, mereka itu tidak akan habis selama faktor-faktor pembentuknya masih tetap berfungsi. Bahkan yang habis di suatu tempat akan dapat timbul kembali jika diberi kesempatan cukup. (2) Tak-terbarukan (non-renewable), seperti minyak bumi, panas dan cebakan mineral.

Download File

ekosistem pedesaan

Judul : Ekosistem pedesaan

Isi :
HALAMAN JUDUL, HALAMAN PENGESAHAN, MOTTO , KATA PENGANTAR, DAFTAR ISI, BAB I PENDAHULUAN, A. Latar Belakang , B. Rumusan Masalah, BAB II PEMBAHASAN, A. Studi Kasus Kerusakan Lingkungan: Penebangan Hutan di Kalimantan, B. Dampak Kerusakan Alam, C. Sejarah, Definisi, dan Pengertian Konservasi, BAB III PENUTUP, A. Kesimpulan , B. Saran , DAFTAR PUSTAKA.



Rangkuman :
A. Latar Belakang
Krisis lingkungan hidup yang dihadapi manusia modern merupakan akibat langsung dari pengelolaan lingkungan hidup yang “nir-etik”. Artinya, manusia melakukan pengelolaan sumber-sumber alam hampir tanpa peduli pada peran etika. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa krisis ekologis yang dihadapi umat manusia berakar dalam krisis etika atau krisis moral. Umat manusia kurang peduli pada norma-norma kehidupan atau mengganti norma-norma yang seharusnya dengan norma-norma ciptaan dan kepentingannya sendiri. Manusia modern menghadapi alam hampir tanpa menggunakan hati nurani. Alam begitu saja dieksploitasi dan dicemari tanpa merasa bersalah. Akibatnya terjadi penurunan secara drastis kualitas sumber daya alam seperti lenyapnya sebagian spesies dari muka bumi, yang diikuti pula penurunan kualitas alam. Pencemaran dan kerusakan alam pun akhirnya mencuat sebagai masalah yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari manusia.
Manusia merupakan sumber kelestarian dan kerusakan lingkungan. YB Mangunwijaya memandangnya sebagai oposisi atau konflik antara manusia dan alam. Cara pandang dan sikap manusia terhadap lingkungan hidupnya menyangkut mentalitas manusia itu sendiri yang mempertanyakan eksistensinya di jaman modern ini dalam kaitannya dengan waktu, tujuan hidup, arti materi dan yang ada ”di atas” materi. Dengan demikian masalah lingkungan hidup tak lain adalah soal bagaimana mengembangkan falsafah hidup yang dapat mengatur dan mengembangkan eksistensi manusia dalam hubungannya dengan alam.
Pemikiran tersebut mendorong kami untuk memilih dan membahas tema etika lingkungan dalam paparan ini. Pada awal tulisan ini, akan diangkat contoh kasus kerusakan lingkungan yang terjadi di Kalimantan Barat serta dampak negatif yang ditimbulkannya. Kemudian kami akan membahas apa sebenarnya yang dimaksud dengan etika lingkungan hidup, beberapa pandangan yang mendasari etika lingkungan hidup tersebut. Pembahasan tentang etika lingkungan hidup, kami perdalam dengan mencari simpul-simpul pemikiran dalam sejarah filsafat barat dari Jaman Yunani Kuno sampai Jaman Modern yang memantapkan atau justru menantang etika lingkungan hidup. Selanjutnya kami akan melengkapinya dengan beberapa pada pandangan dan kesadaran baru dalam etika lingkungan yang mendukung perbaikan sikap kita atas lingkungan hidup.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh kerusakan alam pada kehidupan manusia.
2. Bagaimana cara menanggulangi kerusakan alam pada kehidupan manusia.

http://gudangmakalah.blogspot.com

Download File

Hubungan Geografi dan Desa

Judul : Hubungan Geografi dan Desa

Isi :
HALAMAN JUDUL, HALAMAN PENGESAHAN, MOTTO, KATA PENGANTAR, DAFTAR ISI, BAB I PENDAHULUAN, A. Latar Belakang , B. Rumusan Masalah, BAB II PEMBAHASAN, A. Definisi Konservasi, B. Kebijaksanaan Nasional dalam Pelestarian Lingkungan Hidup, C. Paradigma Pelestarian Lingkungan, D. Pentingnya Pemberdayaan Masyarakat dalam Upaya Pelestarian Lingkungan, BAB III PENUTUP, A. Kesimpulan , B. Saran , DAFTAR PUSTAKA.



Rangkuman :
A. Definisi Konservasi
Pada awalnya, upaya konservasi di dunia ini telah dimulai sejak ribuan tahun yang lalu. Naluri manusia untuk mempertahankan hidup dan berinteraksi dengan alam dilakukan antara lain dengan cara berburu, yang merupakan suatu kegiatan baik sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidup, ataupun sebagai suatu hobi/hiburan.
Di Asia Timur, konservasi sumber daya alam hayati dimulai saat Raja Asoka (252 SM) memerintah, dimana pada saat itu diumumkan bahwa perlu dilakukan perlindungan terhadap binatang liar, ikan dan hutan. Sedangkan di Inggris, Raja William I (1804 M) pada saat itu telah memerintahkan para pembantunya untuk mempersiapkan sebuah buku berjudul Doomsday Book yang berisi inventarisasi dari sumber daya alam milik kerajaan.
Kebijakan kedua raja tersebut dapat disimpulkan sebagai suatu bentuk konservasi sumberdaya alam hayati pada masa tersebut dimana Raja Asoka melakukan konservasi untuk kegiatan pengawetan, sedangkan Raja William I melakukan pengelolaan sumber daya alam hayati atas dasar adanya data yang akurat. Namun dari sejarah tersebut, dapat dilihat bahwa bahkan sejak jaman dahulu, konsep konservasi telah ada dan diperkenalkan kepada manusia meskipun konsep konservasi tersebut masih bersifat konservatif dan eksklusif (kerajaan). Konsep tersebut adalah konsep kuno konservasi yang merupakan cikal bakal dari konsep modern konservasi dimana konsep modern konservasi menekankan pada upaya memelihara dan memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana.
Konservasi itu sendiri merupakan berasal dari kata Conservation yang terdiri atas kata con (together) dan servare (keep/save) yang memiliki pengertian mengenai upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save what you have), namun secara bijaksana (wise use). Ide ini dikemukakan oleh Theodore Roosevelt (1902) yang merupakan orang Amerika pertama yang mengemukakan tentang konsep konservasi.
Sedangkan menurut Rijksen (1981), konservasi merupakan suatu bentuk evolusi kultural dimana pada saat dulu, upaya konservasi lebih buruk daripada saat sekarang. Konservasi juga dapat dipandang dari segi ekonomi dan ekologi dimana konservasi dari segi ekonomi berarti mencoba mengalokasikan sumber daya alam untuk sekarang, sedangkan dari segi ekologi, konservasi merupakan alokasi sumber daya alam untuk sekarang dan masa yang akan datang.

B. Kebijaksanaan Nasional Dalam Pelestarian Lingkungan Hidup
Kebijakan nasional lingkungan hidup merupakan nilai-nilai dasar dalam pelestarian lingkungan yang terdiri butir-butir sebagai berikut :

Download File

http://gudangmakalah.blogspot.com

Apa Enaknya Pasang Infus Sistem (CISS)

"Enaknya printer saya diinfus atau tidak ya? Terus apa sih kelebihannya kalo dipasang infus?"

Memasang infus diyakini memiliki segudang kebaikan, diantaranya:
Satu, suplai tinta tidak cepat habis. Gimana cepat habis, ukuran normal untuk sebuah cartridge terisi sebanyak kurang lebih 20 ml. Kalo dipasang infus sistem biasanya disediakan 6 X lipatnya atau sebanyak 120 ml (termasuk yang ada di cartridge). Dampaknya tentu saja kita tidak disibukkan dengan isi ulang tinta. Anda tahu sendiri bagaimana sulitnya refill tinta, kadang tangan dan baju belepotan sama tinta. Butuh waktu minimal sehari agar tinta bisa hilang dari kulit kita.
Dua, menambah umur cartridge. Koq bisa? Ya terutam untuk printer canon. Perlu diketahui, ketika kita melepas dan memasang kembali cartridge ke printer, IC pada circuit cartidge akan menghitungnya. Nah pabrikan sudah memprogram agar pada hitungan tertentu, setelah melepas dan memasang kembali, cartridge tidak bisa dipakai lagi. Alias harus diganti, ini ditandai dengan ngeblink 7 x untuk cartridge color, dan 15X untuk cartridge black. Lho koq gitu? Iya kenyataannya gitu, sebagai konsumen kita pasrah aja apa maunya produsen (he.. he). Tetapi bukan pasrah negatif lho ya! Dan salah satu solusinya adalah memasang infus sistem.
Tiga, peduli kelestarian lingkungan. Lho apa hubungannya? Bisa dibayangkan kalau setiap habis tinta, user terus ganti cartridge atau toner (untuk laser jet), tentu sampah berbasis plastik akan meningkat pesat dibandingkan kalo user melakukan refill tinta atau memasang infus sistem. Betul gak?! (Yang ini kayaknya sekedar dihubung-hubungkan saja, agar terkesan ilmiyah!)
Kelemahan Memasang CISS pada Printer
Walaupun memiliki banyak kelebihan, tidak berarti CISS bebas dari kekurangan.
1. Kualitas Instalasi CISS.
Kualitas instalasi sistem infus sangat menentukan masa depan printer kita. Installer CISS yang handal akan mampu memasang CISS dengan baik dan tidak mudah mengalami permasalahan ketika di pakai. Installer CISS akan mempelajari betul gerak cartridge sehingga mampu memasang CISS dengan tepat.
Disamping itu, sering saya temui printer yang sudah dipasang CISS tidak dilengkapi dengan botol pembuangan eksternal. Bisa ditebak, bak pembuangan absorber internal bawaan pabrik akan cepat penuh. Dan... (-ini yang tidak kita suka bersama-), user mesti mengeluarkan kocek lagi buat perbaikan.
2. Printer CISS Jarang Dipakai.
Kalau point pertama lebih disebabkan oleh installernya, maka pada point kedua ini disebabkan oleh user. Memasang infus sistem sangat dirasakan manfaatnya bagi user yang memiliki aktivitas cetak yang tinggi. Diantaranya mereka yang berkecimpung di dunia percetakan, juga sekolah-sekolah yang sering bikin laporan buat atasannya, kantor-kantor dll.
Tetapi bagi yang jarang mencetak, memasang infus sistem ibarat menamam bom waktu pada printer! Alih-alih memberi manfaat, printer sering macet atau buntu pada saluran selang juga pada printhead.
Saya sendiri pernah menerima "pasien" yang mengeluhkan printer yang sudah dipasang CISS miliknya tidak bisa mencetak hitam. Dia bilang,
"Printer jarang dipakai mas, begitu mau saya pakai koq yang hitam tidak mau mencetak sama sekali."
Nah ternyata, pada ujung selang tersumbat oleh tinta yang sudah mengering!
Jadi, Anda yang lebih tahu khan... apakah printer mesti dipasang infus sistem atau tidak.


http://toprinter.blogspot.com/2009/01/apa-enaknya-pasang-infus-sistem-ciss.html

Thursday, March 5, 2009

statistik printer EPSON

Tipe printer Epson memiliki karakteristik yang sedikit berbeda dengan tipe printer HP, Canon dll. Cartridge printer ini tidak menggunakan sistem pemanasan / thermal untuk meneteskan tintanya.


Printer Epson menggunakan teknologi yang disebut Micro Piezo print heads yang menggunakan Piezo Elements untuk mengeluarkan tinta.
Teknologi ini memungkinkan head printer untuk diposisikan di dalam printer printer dan mempunyai umur yang lebih panjang karena tidak menggunakan sistem pemanasan.

Salah satu keunggulan dari produkan Epson printer adalah kecocokannya dalam menerapkan sistem CISS ( Continue Ink Supply Sistem ) atau yang sering juga disebut sistem infus.

Salah satu hal yang harus menjadi perhatian lebih dari para pengguna printer Epson adalah sistem 'membuang' tinta yang sangat memboroskan ( untuk pengguna cartridge original ini sangat sangat mengganggu ) karena setiap kali printer Epson dinyalakan, otomatis mekanisme pembuangan tinta ( semua warna ) akan melakukan head cleaning dan membuang kurang lebih 1 ml tinta. Mungkin hal ini yang menyebabkan pihak Epson dalam panduan penggunaan juga mengingatkan agar tidak sering-sering menyala-matikan printer.

Pembuangan printer Epson memiliki kapasitas yang cukup besar namun jika menerapkan sistem CISS, selang pembuangan harus diatur keluar dari unit printer. Jika hal ini tidak dilakukan bisa dipastikan suatu saat akan terjadi kerusakan mainboard atau part lainnya mengingat busa penampungan didalam printer memiliki batas maksimum dan jika buangan tinta melebihi kapasitas tampung, tinta akan luber dan membasahi bagian dalam printer dan berakibat konsleting. Hal lain yang bisa dilakukan namun tidak disarankan adalah secara berkala mengganti busa penampungan.

Printer Epson juga memiliki sistem resetter yang harus dilakukan bila sudah mencapai jumlah cetak / head cleaning tertentu ( ingat, hal ini bukan berarti printer Anda rusak, hanya saja Anda membutuhkan program untuk me-resset indikasi tersebut ). Biasanya Anda tinggal mendownload program-program yang sudah banyak tersedia di Internet, atau bisa dibawa ke Spitzen Ink untuk di reset ulang. Ciri-ciri printer yang membutuhkan reset ulang adalah menyalanya semua lampu power dan tinta/kertas secara bergantian atau bersamaan ( blinking ). Untuk pengguna tinta original indikasi ini berarti Anda harus mengganti busa penampungan printer ( untuk proses ini bisa didapatkan di service centre resmi Epson secara gratis selama masa garansi
Refill untuk tinta Epson biasanya disertai dengan melakukan reset di bagian chip cartrige karena Cartridge original Epson yang sudah terbaca kosong, tidak akan bisa dipergunakan lagi untuk melakukan printing. Salah satu kelemahan printer Epson adalah sistem kerja dimana printer tidak akan berfungsi jika salah satu dari tinta dideteksi kosong. Beberapa tipe printer Epson keluaran baru tidak memiliki alat reset cartridge hingga untuk alternatif refill atau beli original, pemakai condong membeli compatible cartridge. Harga bervariasi dari 20 ribu hingga 40 ribu. Perlu dicatat dari berbagai merk tinta/compatible yang beredar, konsumen harus jeli dalam memilih kualitas tinta karena kualitas tinta yang buruk akan menyebabkan penyumbatan dalam printhead dan ini sangat sangat mahal bila harus diperbaiki. Pilihlah tinta made in Germany dengan kadar PH netral, tidak asam tidak basa seperti yang dijual sole agent oleh Spitzen Ink dan selalu dipakai dalam melakukan refill. Spitzen Ink juga menyediakan tinta botolan Sptizen Ink dalam ukuran 100 ml seharga 35.000,- saja dijamin tidak menyebabkan printhead mampat.


http://www.spitzenindonesia.com/epson.html